Jaga Keberlanjutan Kopi Indonesia, 36 Petani Kopi Bersaing di Kompetisi Internasional

Sabtu, 25 Desember 2021 - 16:55 WIB
loading...
Jaga Keberlanjutan Kopi Indonesia, 36 Petani Kopi Bersaing di Kompetisi Internasional
Sebanyak 36 petani kopi dari 7 provinsi di Indonesia menanti penilaian akhir dari juri dalam kompetisi kopi specialty paling prestisius di dunia. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Sebanyak 36 petani kopi dari 7 provinsi di Indonesia menanti penilaian akhir dari juri dalam kompetisi kopi specialty paling prestisius di dunia, Cup of Excellence (COE) Indonesia.

Kompetisi yang dipersiapkan sejak triwulan I 2021 itu kini memasuki penjurian akhir di tingkat internasional. Para petani itu berasal dari Daerah Istimewa Aceh (9 petani), Jambi (2), Sumatera Selatan (1), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Sulawesi Selatan (1), dan Nusa Tenggara Timur (1).

Kopi-kopi yang para petani produksi tersebut menggunakan empat proses, natural (18 sampel kopi), washed (12), honey (4), dan giling basah atau wet hulled (2).

Baca juga: Ikuti Serunya Sinetron Favorit RCTI Putri untuk Pangeran di Vision+

COE Indonesia 2021 merupakan kompetisi paling bergengsi guna mencari kopi berkualitas dari sebuah negara penghasil kopi pada satu musim panen tertentu.

Standar penilaian yang dimiliki COE adalah yang tertinggi dalam industri kopi specialty. Melalui sistem yang diawasi auditor profesional, setiap kopi yang terdaftar bakal dinilai dengan skor minimal 87 guna masuk ke tahap penjurian internasional.

"Proses giling basah ini sangat khas Indonesia. Karena dalam COE produsen kopi lain tidak dikenal proses itu," kata Ketua Pelaksana COE Indonesia 2021, Andi Widjaja, dalam konferensi pers di kawasan Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam penyelenggaraan COE ini, panitia menerima setidaknya 158 sampel kopi, namun sebanyak 12 sampel tidak bisa melaju ke tahap Pra Seleksi. Dalam kompetisi ini, setiap peserta harus mengirimkan 2 kilogram sampel untuk tahap pra seleksi dan satu lot kopi bila lolos dari tahap pra seleksi.

Menurut Andi, keuntungan COE bukan melulu soal finansial bagi petani atau seluruh pemangku kepentingan kopi di sebuah negara. Lebih daripada itu, Cup of Excellence menciptakan warisan abadi di setiap negara yang berpartisipasi.

Andi berharap, penyelenggaraan COE bisa menjamin keberlanjutan kopi Indonesia ke depannya sehingga menjadi lebih baik. Mulai dari sisi kepemilikan atau kemitraan atas lahan, pembibitan, perawatan, hingga pasca panen pada sisi hulu. Jika tata kelola dibenahi, Andi percaya dampak turunannya bisa ikut terdongrak seperti peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.

Baca juga: Hangatkan Suasana Natal, Tonton Deretan Film Pilihan Vision+ TV Ini!

"Misal awalnya satu hektare hanya produksi satu ton bisa naik jadi tiga ton. Dengan demikian maka harga kopinya bisa lebih murah untuk kemudian ke hilirnya. Jadi efek berantai hingga ke konsumen," terang Andi.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)